Hulu Sebagai Penyangga Air yang Juga Dihantui Krisis

Air seolah menjadi hal yang paling sering ditemui masyarakat di hulu Bali, Batur sebagai daerah hulu Bali dikenal sebagai salah satu pusat peradaban air di Bali. Hal ini dapat dilihat dari suplai cadangan air di wilayah hutan Gunung Batur, wilayah Danau Batur, dan sebelas sumber air yang mengeliling Batur; sering disebut sebagai petirtaan solas yang juga menjadi sumber toya bagi umat hindu di Pura Ulun Danu Batur

Dekatnya warga Batur dengan sumber air ini seolah menjadi paradoks di kemudian hari, bahwa kosmologi yang diturunkan leluhurnya dengan begitu canggih itu perlahan dihantui oleh krisis air yang semakin menjadi. Sulitnya mengakses sumber-sumber air telah dirasakan oleh I Wayan Arya, petani yang juga menjadi Jro Kasinoman di Pura Ulun Danu Batur. Selain karena faktor geografis, faktor lain terkait distribusi dari PDAM juga dirasa masih kurang berpihak.  “Dulu di sini ndak ada mengaliri air. Dulu ngambil sendiri-sendiri ke sana [sumber air]. Pake belek atau jerigen. Sekarang sudah ada mesin. Wenten pompa. Tapi yen ampun musim panas,  ngantre. Bergilir, dapat dikit-dikit. Paling cukup untuk kebutuhan rumah tangga aja. Ndak bisa make air untuk nyiram itu. Untuk nyemprot ndak bisa. Kurang itu.” pungkas I Wayan Arya.

Read more