Perjuangan Agraria Petani Eks-Transmigran Timor Timur

Sejauh 964,4 mil tempat di mana Nengah Kisid pernah menanam berbagai jenis tanaman pangan dengan mudahnya. Ia tidak pernah berpikir tentang keberadaan air, karena selalu ada dan berlimpah, atau tanah yang tak perlu diminta ia sudah dapatkan. “Pokoknya kita tinggal pilih aja mau tanam apa, karena airnya sepanjang tahun mengalir, jadi potensi pertaniannya besar,” kenang pria yang ikut program transmigrasi pada 1985. Tentu kondisi yang berbanding terbalik dengan yang Nengah Kisid rasakan saat ini. Tepatnya setelah kembali dari Timor Timur pasca jajak pendapat pada 1999.

Read more